Piala Dunia 2018 ini merupakan pertama kalinya dalam pagelaran Piala Dunia kinerja wasit akan dibantu dengan teknologi berbasis video yaitu Video Assistant Referee (VAR), ini merupakan suatu kebijakan dari FIFA yang juga telah disetujui oleh International Football Association Board (IFAB). Teknologi ini memungkinkan wasit untuk mengambil keputusan akurat berkat bantuan video yang berteknologi tinggi, misalnya dalam kasus terjadi gol atau pelanggaran pemain.
Teknologi ini sudah diujicoba di berbagai liga besar, seperti Premiere League Inggris, Bundesliga Jerman, dan Serie A Italia. Bahkan negara tetangga kita yaitu Thailand saja sudah mulai menggunakan teknologi VAR di kompetesi nya, tetapi berhenti di tengah jalan karena kurangnya dukungan dan biaya pengoperasian nya yang mahal.
Akhir – akhir ini VAR menjadi perbincangan hangat para pengamat sepakbola dan penggemar sepakbola karena kegunaan nya dalam membantu wasit di Piala Dunia 2018 hingga hari ke-5 ini, dengan cara wasit melihat tayangan ulang dari VAR tersebut dan memutuskan setelahnya.
Sudah terjadi beberapa kejadian seperti gol dan pelanggaran yang diputuskan wasit melalui VAR ,salah satunya proses gol Paul Pogba punggawa timnas Perancis ke gawang Australia yang membawa Perancis unggul 2-1 atas Australia, bola yang ditendang Paul Pogba mengenai mistar gawang bagian dalam dan memantul ke bawah melewati garis gawang kemudian bola memantul lagi keluar garis gawang. Pada saat kejadian tersebut bola telah jelas masuk ke dalam gawang jika dilihat dari tayangan ulang televisi atau menurut pandangan penonton yang lebih dekat dengan gawang, tetapi wasit beserta hakim garis sulit atau ragu menentukan bahwa itu gol atau tidak karena posisinya yang terhalang pemain atau tidak dekat dengan bola.
Kemudian wasit melihat tayangan ulang melalui VAR, dari VAR tersebut terlihat bahwa bola seluruhnya telah melewati garis gawang dan wasit memutuskan bahwa tendangan dari Paul Pogba tersebut merupakan gol yang sah. Jikalau VAR tidak digunakan dan wasit memutuskan bahwa itu tidak gol karena bola belum melewari garis gawang menurut pandangan wasit, sehingga skor akhir menjadi 1-1 dan para penggemar sepakbola yang menyaksikan di televisi maupun di stadion melihat di tayangan ulang bahwa itu jelas gol. Hal tersebut akan menjadi sebuah drama yang besar dan perbincangan masyarakat, bisa saja wasit menjadi korban bullying di sosmed. Seperti yang terjadi di Piala Dunia 2010 gol dari Frank Lampard yang tidak disahkan wasit padahal bola telah melewati garis gawang.
Banyak sekali masyarakat maupun pengamat atau penggemar sepakbola yang mempertanyakan teknologi canggih tersebut. Apakah VAR menghilangkan drama dalam sepakbola ? atau VAR meningkatkan sportifitas dan keadilan dalam sepakbola ? Menurut pendapat penulis, VAR merupakan solusi yang bagus untuk menciptakan sepakbola yang lebih maju lagi, menghilangkan berbagai hal – hal yang tidak sportif seperti match fixing, dan membantu jalannya pertandingan agar lebih adil. Sehingga tidak ada lagi tim yang dirugikan oleh kesalahan wasit atau oknum – oknum nakal dalam sepakbola.
Banyak yang berpendapat bahwa VAR menyebabkan hilangnya seni/keindahan dalam sepakbola sehingga tidak terjadi lagi kejadian – kejadian kontroversial dan sejarah – sejarah yang melegenda tercipta, seperti gol tangan tuhan Diego Maradona yang pastinya masih teringat oleh penggemar sepakbola hingga saat ini. Mungkin seni/keindahan tersebut bisa dirasakan oleh penggemar sepakbola atau yang menyaksikan pertandingan tetapi tim yang dirugikan akibat kejadian kontroversial tersebut pasti tidak akan merasakan keindahannya. Lebih tepatnya hanya membuat penonton terhibur dari sepakbola itu sendiri tetapi keadilan dari sepakbola itu sendiri tidak ada, sehingga kurang menciptakan pertandingan yang fair. Kesimpulannya adalah semakin majunya perkembangan zaman yang pasti perkembangan dari sepakbola harus maju juga seperti dari teknologi yang membantu kinerja wasit dan penulis berpendapat bahwa VAR meningkatkan sportifitas dan keadilan dalam sepakbola.